Atrofi otot adalah kondisi di mana terjadi penurunan ukuran dan kekuatan otot, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah berbagai penyebab terjadinya atrofi otot:
1. Ketidakaktifan Fisik
Salah satu penyebab utama atrofi otot adalah ketidakaktifan fisik. Ketika otot tidak digunakan secara aktif, seperti selama periode bed rest berkepanjangan atau penggunaan gips, otot dapat menyusut. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan penurunan dalam kekuatan dan massa otot karena otot tidak dirangsang untuk berkontraksi dan tumbuh.
2. Penyakit Neuromuskular
Penyakit neuromuskular, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS), distrofi otot, dan penyakit motor neuron lainnya, dapat menyebabkan atrofi otot. Kondisi ini merusak neuron yang mengontrol otot, mengakibatkan penurunan massa dan kekuatan otot. Penyakit ini biasanya progresif, dengan gejala yang memburuk seiring waktu.
3. Penyakit Sistemik
Beberapa penyakit sistemik seperti kanker, penyakit ginjal kronis, dan penyakit hati dapat menyebabkan atrofi otot. Misalnya, kanker dan penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan cachexia, yaitu kondisi kehilangan berat badan, massa otot, dan nafsu makan, yang mengarah pada atrofi otot.
4. Penuaan (Sarkopenia)
Proses penuaan alami sering kali menyebabkan atrofi otot yang dikenal sebagai sarkopenia. Seiring bertambahnya usia, massa otot berkurang dan kekuatan otot menurun, yang dapat mempengaruhi mobilitas dan fungsi fisik. Penuaan dapat memperlambat proses sintesis protein otot dan meningkatkan degradasi otot.
5. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi, khususnya protein, vitamin, dan mineral, dapat menyebabkan atrofi otot. Diet yang tidak seimbang atau kekurangan asupan makanan yang kaya protein dapat mengganggu proses sintesis protein otot yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan otot. Kekurangan vitamin D dan kalsium juga dapat mempengaruhi kesehatan otot.
6. Gangguan Endokrin
Gangguan endokrin seperti hipotiroidisme atau hiperkortisolisme dapat menyebabkan atrofi otot. Hipotiroidisme, atau tiroid yang kurang aktif, dapat mengurangi metabolisme tubuh, yang mempengaruhi massa otot. Hiperkortisolisme, yang terjadi akibat produksi berlebihan kortisol, dapat menyebabkan pemecahan protein otot dan atrofi.
7. Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis dapat menyebabkan peradangan pada otot dan jaringan sekitarnya, yang dapat mengakibatkan atrofi otot. Peradangan kronis dan penggunaan obat antiinflamasi dapat berkontribusi pada kehilangan massa otot.